Skip to content Skip to footer

Keutamaan dan Kedudukan Orang yang Berilmu

Daftar Isi.

  • Pendahuluan.
  • Keutamaan dan Kedudukan Orang Berilmu.
  • Keterbatasan Ilmu Manusia.
  • Bahaya Orang yang Tidak Berilmu.
  • Larangan Berdebat Tentang Hal yang Tidak Diketahui.
  • Larangan Mengikuti Hal yang Tidak Diketahui Ilmunya.
  • Doa Menuntut Ilmu.
  • Penutup.

Pendahuluan.

Menuntut ilmu adalah aktivitas yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Allah memerintahkan manusia untuk terus belajar dan mendalami ilmu sebagai bentuk ibadah yang berdampak pada kehidupan dunia dan akhirat. Dalam Islam, ilmu bukan hanya tentang pengetahuan duniawi, tetapi juga pengenalan terhadap kebesaran Allah.

Keutamaan dan Kedudukan Orang Berilmu.

Orang yang berilmu memiliki keutamaan yang tinggi dibandingkan yang tidak berilmu. Allah menegaskan dalam Surat Az-Zumar Ayat 9:

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

Orang yang berilmu memahami kebesaran Allah dan menjadi lebih takut kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam Surat Faathir Ayat 28:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Kedudukan ini menggarisbawahi pentingnya ilmu dalam mendekatkan diri kepada Allah dan membedakan manusia dalam keimanannya.

Keterbatasan Ilmu Manusia.

Ilmu manusia sangat terbatas. Dalam Surat Al-Israa Ayat 85, Allah menyebutkan:

“Dan mereka bertanya padamu tentang roh. Katakan: ‘Roh termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi ilmu kecuali sedikit.'”

Manusia hanya diberi sedikit ilmu dari keluasan ilmu Allah. Kesadaran ini mengajarkan kerendahan hati kepada manusia dalam perjalanan mencari ilmu.

Bahaya Orang yang Tidak Berilmu.

Orang yang tidak berilmu berpotensi besar untuk tersesat, mengikuti kebatilan, atau bahkan menjadi korban tipu daya setan. Surat Al-Hajj Ayat 3-4 menggambarkan:

“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang jahat. Yang telah ditetapkan kepada setan itu, bahwa siapa yang berkawan dengannya, tentu dia menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.”

Ketiadaan ilmu menjerumuskan seseorang ke dalam kebodohan dan kebinasaan.

Larangan Berdebat Tentang Hal yang Tidak Diketahui.

Islam melarang perdebatan tanpa dasar ilmu. Surat Ali ‘Imran Ayat 66 menyatakan:

“Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-bantahan tentang hal yang kamu tahu, maka mengapa kamu bantah-bantahan tentang hal yang tidak kamu tahu? Allah tahu sedang kamu tidak tahu.”

Perdebatan tanpa pengetahuan hanya menghasilkan kebingungan dan kerusakan.

Larangan Mengikuti Hal yang Tidak Diketahui Ilmunya.

Allah juga melarang manusia mengikuti sesuatu yang tidak diketahui ilmunya. Dalam Surat Al-Israa Ayat 36 disebutkan:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban.”

Larangan ini mengajarkan pentingnya kehati-hatian dalam berperilaku dan mengambil keputusan.

Doa Menuntut Ilmu.

Doa adalah elemen penting dalam menuntut ilmu. Allah mengajarkan dalam Surat Thaahaa Ayat 114:

“Maka Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Alquran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.'”

Doa ini menunjukkan ketergantungan manusia kepada Allah untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Penutup.

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim. Dengan ilmu, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhi kebodohan, dan menjalani kehidupan dengan petunjuk yang benar. Mari kita terus belajar dan berdoa agar ilmu yang kita miliki membawa manfaat bagi dunia dan akhirat.

Login

atau masuk dengan