Skip to content Skip to footer

Peristiwa Isra’ Mi’raj

Daftar Isi.

  1. Pendahuluan.
  2. Perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha.
  3. Pengajaran Wahyu oleh Jibril.
  4. Musyrikin Quraisy Membantah Peristiwa Mi’raj.
  5. Nabi SAW Melihat Kekuasaan Allah yang Maha Besar.
  6. Penutup.

Pendahuluan.

Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah kenabian Rasulullah SAW. Dalam perjalanan malam yang penuh berkah ini, Rasulullah diperjalankan oleh Allah dari Masjid al-Haram di Mekah menuju Masjid al-Aqsha di Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini bertujuan untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah dan menguatkan hati Rasulullah dalam menghadapi tantangan dakwah.

Perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha.

Isra’ adalah perjalanan malam Rasulullah dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Israa’ Ayat 1:

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Surat Al-Israa’ Ayat 1)

Perjalanan ini menjadi bukti kebesaran Allah dan kedudukan Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya.

Pengajaran Wahyu oleh Jibril.

Selama Mi’raj, Rasulullah SAW menerima wahyu yang diajarkan oleh Jibril. Hal ini dijelaskan dalam Surat An-Najm Ayat 1-5:

“Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan, yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.”
(Surat An-Najm Ayat 1-5)

Wahyu ini menguatkan kebenaran ajaran Islam dan menunjukkan bahwa semua yang disampaikan Rasulullah berasal dari Allah.

Musyrikin Quraisy Membantah Peristiwa Mi’raj.

Musyrikin Quraisy menolak kebenaran Isra’ Mi’raj dengan dalih bahwa peristiwa tersebut tidak masuk akal. Dalam Surat An-Najm Ayat 11-12, Allah berfirman:

“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah ia lihat. Maka apakah kamu (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah ia lihat?”
(Surat An-Najm Ayat 11-12)

Bantahan mereka menunjukkan keengganan menerima kebenaran, meskipun bukti-bukti telah diberikan.

Nabi SAW Melihat Kekuasaan Allah yang Maha Besar.

Selama Mi’raj, Rasulullah SAW menyaksikan kebesaran Allah di Sidratul Muntaha. Dalam Surat An-Najm Ayat 17-18 disebutkan:

“Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.”
(Surat An-Najm Ayat 17-18)

Sidratul Muntaha adalah tempat tertinggi yang hanya dapat dicapai oleh Rasulullah, menunjukkan keagungan Allah yang tidak tertandingi.

Penutup.

Peristiwa Isra’ Mi’raj bukan hanya mukjizat yang memperlihatkan kebesaran Allah, tetapi juga sumber inspirasi bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanan. Perjalanan ini mengajarkan pentingnya keteguhan dalam menghadapi tantangan dan kesadaran akan kebesaran Allah SWT.

Login

atau masuk dengan