Daftar Isi
- Pendahuluan
- Kemakmuran Kerajaan Saba
- Ketamakan Kerajaan Saba untuk Melakukan Monopoli
- Kerajaan Saba Dihancurkan Akibat Kufur Nikmat
- Hikmah Kehancuran Kerajaan Saba
- Penutup
Pendahuluan
Kerajaan Saba adalah salah satu kerajaan besar yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dikenal dengan kemakmuran dan keindahan negerinya, Kerajaan Saba menjadi contoh nyata bagaimana sebuah bangsa dapat mencapai kejayaan yang luar biasa, namun juga mengalami kehancuran akibat perilaku kufur nikmat dan tamak. Pembelajaran dari kisah ini sangat relevan untuk direnungkan dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat.
Kemakmuran Kerajaan Saba
Kerajaan Saba dikenal dengan keberkahan alamnya, seperti disebutkan dalam Surat Saba: Ayat 15:
“Sungguh bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua kebun di sebelah kanan dan sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): ‘Makanlah dari rezeki yang Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.'”
Penduduk Saba hidup di negeri yang subur dan penuh kedamaian. Kebun-kebun mereka menghasilkan buah-buahan yang melimpah. Tuhan memberikan rezeki yang berlimpah sebagai bukti kekuasaan dan rahmat-Nya.
Ketamakan Kerajaan Saba untuk Melakukan Monopoli
Namun, kemakmuran yang mereka rasakan tidak bertahan lama. Ketamakan mulai muncul, seperti yang diceritakan dalam Surat Saba: Ayat 18-19:
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami berkati padanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan aman.”
Penduduk Saba justru meminta untuk dijauhkan jarak antar negeri agar mereka dapat memonopoli perdagangan. Hal ini menjadi awal kehancuran mereka.
Kerajaan Saba Dihancurkan Akibat Kufur Nikmat
Perilaku kufur nikmat dan tidak mensyukuri rezeki Allah menjadi sebab utama kehancuran Kerajaan Saba. Surat Saba: Ayat 16-17 menyebutkan:
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir besar (dengan runtuhnya bendungan Ma’rib), dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl (sejenis cemara) dan sedikit dari pohon Sidr (sejenis bidara).”
Akibatnya, mereka kehilangan segala kemakmuran yang dimiliki, dan negeri mereka hancur total.
Hikmah Kehancuran Kerajaan Saba
Kisah ini menjadi pelajaran penting tentang konsekuensi dari kufur nikmat. Allah memberikan rezeki tidak hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk disyukuri. Surat Saba: Ayat 20-21 menekankan pentingnya keimanan kepada Allah di tengah godaan iblis:
“Dan sungguh iblis telah membuktikan kebenaran sangkaannya atas mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman.”
Penutup
Kerajaan Saba memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya mensyukuri nikmat Allah. Kejayaan yang diraih manusia harus diimbangi dengan rasa syukur dan kesadaran untuk tidak menyalahgunakan rezeki yang diberikan Allah. Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa kekayaan dan kesuksesan duniawi tidak ada artinya tanpa keimanan kepada Allah.