Daftar Isi.
- Ketidakhadiran Burung Hudhud.
- Hudhud Membawa Kabar Tentang Kemusyrikan Kaum Saba.
- Sulaiman As. Mengirim Surat Dakwah kepada Balqis.
- Tanggapan Balqis terhadap Surat Sulaiman As.
- Balqis Mengirim Hadiah kepada Sulaiman As.
- Ancaman Sulaiman As. untuk Menyerang Kerajaan Saba.
- Pemindahan Singgasana Balqis ke Hadapan Sulaiman As.
- Pengakuan Balqis terhadap Kenabian Sulaiman As.
Pendahuluan.
Dakwah Nabi Sulaiman kepada Balqis adalah salah satu kisah yang menunjukkan kebijaksanaan seorang nabi dalam berdakwah. Dengan bantuan burung hudhud, Nabi Sulaiman memulai misinya untuk mengajak Ratu Balqis dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah ini mengandung banyak pelajaran, termasuk tentang kepemimpinan, keimanan, dan keajaiban.
Ketidakhadiran Burung Hudhud.
Surat An-Naml: Ayat 20-21 mencatat ketidakhadiran burung hudhud, yang kemudian diketahui memiliki alasan kuat untuk ketidakhadirannya. Hudhud membawa kabar penting dari negeri Saba, yaitu tentang kemusyrikan kaumnya.
“Dan ia memeriksa burung-burung lalu berkata: ‘Mengapa aku tidak melihat hudhud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar ia datang kepadaku dengan alasan yang terang.'”
(Surat An-Naml: Ayat 20-21)
Hudhud Membawa Kabar Tentang Kemusyrikan Kaum Saba.
Hudhud menyampaikan informasi bahwa kaum Saba dipimpin oleh seorang ratu yang memiliki singgasana besar, tetapi mereka menyembah matahari, bukan Allah. Hal ini menegaskan keutamaan tauhid.
“Aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan ia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar. Aku mendapati ia dan kaumnya mengabdi kepada matahari selain Allah…”
(Surat An-Naml: Ayat 22-24)
Sulaiman As. Mengirim Surat Dakwah kepada Balqis.
Sulaiman menulis surat yang dikirimkan melalui burung hudhud. Surat itu berisi ajakan untuk tunduk kepada Allah.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
(Surat An-Naml: Ayat 30-31)
Tanggapan Balqis terhadap Surat Sulaiman As.
Balqis menerima surat tersebut dengan kebijaksanaan. Ia berkonsultasi dengan para pembesarnya sebelum membuat keputusan.
“Berkata ia (Balqis): ‘Hai para pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.'”
(Surat An-Naml: Ayat 29)
Balqis Mengirim Hadiah kepada Sulaiman As.
Ratu Balqis mengirimkan hadiah kepada Nabi Sulaiman sebagai respons atas surat tersebut. Namun, Sulaiman menolaknya, menyatakan bahwa nikmat Allah jauh lebih besar daripada hadiah itu.
“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: ‘Patutkah kamu menolongku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah padaku lebih baik daripada apa yang dia berikan kepadamu…'”
(Surat An-Naml: Ayat 36)
Ancaman Sulaiman As. untuk Menyerang Kerajaan Saba.
Nabi Sulaiman menyampaikan ancaman untuk menyerang kerajaan Saba jika mereka tidak berserah diri kepada Allah.
“Sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu dengan terhina.”
(Surat An-Naml: Ayat 37)
Pemindahan Singgasana Balqis ke Hadapan Sulaiman As.
Nabi Sulaiman menunjukkan kekuasaan Allah dengan memindahkan singgasana Balqis ke hadapannya dalam sekejap.
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab: ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.'”
(Surat An-Naml: Ayat 40)
Pengakuan Balqis terhadap Kenabian Sulaiman As.
Akhirnya, Balqis mengakui kenabian Sulaiman dan berserah diri kepada Allah bersama Sulaiman.
“Berkata Balqis: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.'”
(Surat An-Naml: Ayat 44)
Penutup.
Kisah dakwah Nabi Sulaiman kepada Balqis mengajarkan pentingnya dakwah dengan hikmah, kebijaksanaan, dan kekuasaan yang digunakan secara bijak untuk menegakkan tauhid.
4. Sumber Materi: Disusun oleh: DR. Ahsin Sakho Muhammad, Akmaldin Noor, Fuad Mukhlis.