Daftar Isi.
- Perintah Membuat Perahu.
- Nuh AS Diejek oleh Kaumnya.
- Kaum Beriman dan Tiap Pasang Binatang Menaiki Perahu.
- Terjadinya Taufan (Banjir Besar).
- Nuh AS dan Anaknya Qan’aan.
- Nuh AS Selamat serta Kehancuran Kaumnya.
- Perintah Berdoa agar Mendarat di Tempat yang Diberkati.
- Banjir Reda dan Perahu Mendarat di Bukit Judi.
Pendahuluan.
Kisah Nabi Nuh AS adalah salah satu kisah penting yang memberikan pelajaran tentang kesabaran, ketaatan, dan hukuman Allah terhadap umat yang mendustakan-Nya. Nabi Nuh AS, yang diutus kepada kaumnya, menghadapi ejekan, penolakan, dan penghinaan dari mereka. Namun, dengan keteguhan iman, ia melaksanakan perintah Allah untuk membangun bahtera, yang menjadi penyelamat bagi kaum yang beriman dari azab banjir besar. Kisah ini mengajarkan bahwa setiap manusia akan menerima balasan atas perbuatannya.
Perintah Membuat Perahu.
Allah memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah bahtera sebagai persiapan menghadapi azab yang akan datang. Firman Allah:
“Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
(Surat Huud Ayat 36-37)
Nuh AS Diejek oleh Kaumnya.
Ketika membangun perahu, Nabi Nuh AS menghadapi ejekan dari kaumnya. Namun, beliau tetap sabar dan mengingatkan mereka akan azab yang akan datang.
“Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: ‘Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).'”
(Surat Huud Ayat 38)
Kaum Beriman dan Tiap Pasang Binatang Menaiki Perahu.
Ketika perintah Allah datang, Nabi Nuh AS membawa kaum beriman dan sepasang binatang dari setiap jenis ke dalam perahu.
“Hingga apabila perintah Kami datang dan Tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.’ Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.”
(Surat Huud Ayat 40)
Terjadinya Taufan (Banjir Besar).
Banjir besar terjadi ketika Allah memerintahkan langit dan bumi untuk mengeluarkan air. Bahtera Nabi Nuh AS melindungi mereka yang beriman.
“Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, lalu air itu bertemu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
(Surat Al-Qamar Ayat 11-12)
Nuh AS dan Anaknya Qan’aan.
Anak Nabi Nuh AS, Qan’aan, menolak ajakan ayahnya untuk menaiki bahtera dan memilih mencari perlindungan ke gunung, tetapi ia termasuk yang ditenggelamkan.
“Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: ‘Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.’ Anaknya menjawab: ‘Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!’ Nuh berkata: ‘Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”
(Surat Huud Ayat 42-43)
Nuh AS Selamat serta Kehancuran Kaumnya.
Allah menyelamatkan Nabi Nuh AS dan orang-orang beriman, sementara kaum yang mendustakan-Nya dihancurkan.
“Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Lalu sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.”
(Surat Asy-Syu’araa’ Ayat 119-120)
Perintah Berdoa agar Mendarat di Tempat yang Diberkati.
Setelah banjir reda, Allah memerintahkan Nabi Nuh AS untuk berdoa dan memuji-Nya.
“Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: ‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim.’ Dan berdoalah: ‘Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.'”
(Surat Al-Mu’minuun Ayat 28-29)
Banjir Reda dan Perahu Mendarat di Bukit Judi.
Allah mengakhiri banjir dan bahtera Nabi Nuh AS berlabuh di Bukit Judi.
“Dan difirmankan: ‘Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,’ dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan, dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: ‘Binasalah orang-orang yang zalim.'”
(Surat Huud Ayat 44)
Penutup.
Kisah Nabi Nuh AS dan kaumnya adalah pelajaran penting tentang kepatuhan terhadap Allah dan akibat dari mendustakan rasul-Nya. Melalui kisah ini, kita diajarkan tentang kekuasaan Allah, kesabaran Nabi Nuh AS, dan keselamatan bagi orang-orang yang beriman.