Daftar Isi.
- Nabi Musa Bertemu dengan Dua Putri Syu’aib AS.
- Nabi Musa Bertemu dengan Syu’aib AS.
- Nabi Musa Menikahi Salah Satu Putri Syu’aib AS.
Pendahuluan.
Setelah meninggalkan Mesir, Nabi Musa AS berjalan menuju negeri Madyan. Dalam perjalanan ini, ia bertemu dengan keluarga Nabi Syu’aib AS, yang kemudian menjadi momen penting dalam hidupnya. Kisah ini merupakan salah satu bagian dari perjalanan Nabi Musa yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
Nabi Musa Bertemu dengan Dua Putri Syu’aib AS.
Ketika tiba di sumber air negeri Madyan, Nabi Musa AS melihat sekelompok orang yang sedang memberi minum ternak mereka. Di belakang mereka, terdapat dua wanita yang tampak menahan ternaknya agar tidak ikut berdesakan. Nabi Musa bertanya kepada mereka:
“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?”
Mereka menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak) sebelum para penggembala memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami orang tua yang telah lanjut usia.”
(Surat Al-Qashash Ayat 23)
Musa kemudian membantu memberi minum ternak mereka. Setelah itu, ia berdoa kepada Allah:
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”
(Surat Al-Qashash Ayat 24)
Nabi Musa Bertemu dengan Syu’aib AS.
Salah satu dari wanita tersebut kemudian datang menghampiri Nabi Musa dengan berjalan malu-malu, memberitahukan bahwa ayahnya ingin bertemu Musa sebagai tanda terima kasih atas bantuannya. Ketika Musa tiba dan menceritakan kisahnya, Nabi Syu’aib AS berkata:
“Kamu jangan takut, kamu telah selamat dari orang-orang zalim itu.”
(Surat Al-Qashash Ayat 25)
Wanita tersebut juga menyarankan kepada ayahnya agar mempekerjakan Musa karena ia adalah seorang yang kuat dan dapat dipercaya.
Nabi Musa Menikahi Salah Satu Putri Syu’aib AS.
Nabi Syu’aib AS kemudian menawarkan Musa untuk menikahi salah satu dari kedua putrinya dengan syarat Musa bekerja untuknya selama delapan tahun atau sepuluh tahun jika Musa menghendakinya. Nabi Musa menyetujui syarat tersebut, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya aku bermaksud menikahkanmu dengan salah satu dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja untukku delapan tahun, dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu (kebaikan) darimu.”
(Surat Al-Qashash Ayat 27)
Musa menerima tawaran tersebut, menyatakan bahwa perjanjian tersebut adalah antara dia dan Nabi Syu’aib AS, dan Allah sebagai saksi atas perjanjian tersebut.
Penutup.
Pertemuan Nabi Musa AS dengan keluarga Nabi Syu’aib AS mengajarkan banyak nilai, seperti keikhlasan dalam membantu, penghormatan kepada orang tua, dan pentingnya menjalin hubungan berdasarkan kejujuran dan kepercayaan. Kisah ini juga menunjukkan bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bersabar dan bertawakal.