Daftar Isi:
- Pendahuluan.
- Kedudukan Zulqarnain.
- Zulqarnain dan Umat di Sebelah Barat.
- Zulqarnain dan Umat di Sebelah Timur.
- Zulqarnain, Umat di Antara Dua Gunung, dan Ya’juj-Ma’juj.
- Penutup.
Pendahuluan:
Kisah Zulqarnain termasuk salah satu bagian penting dalam Surat Al-Kahfi yang memberikan pelajaran tentang kekuasaan, kebijaksanaan, serta bagaimana memimpin masyarakat dengan keadilan. Kisah ini juga mengajarkan pentingnya hubungan manusia dengan Tuhan serta tanggung jawab seorang pemimpin dalam menjalankan amanah. Dalam Al-Qur’an, Zulqarnain disebut sebagai sosok yang diberi kekuasaan dan kemampuan luar biasa oleh Allah untuk menjelajahi berbagai wilayah di muka bumi.
Kedudukan Zulqarnain:
Kisah ini dimulai dengan firman Allah dalam Surat Al-Kahfi:
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulqarnain. Katakanlah: ‘Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.’ Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan padanya di bumi, dan Kami telah memberikannya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.”
(Surat Al-Kahfi Ayat 83-84)
Ayat ini menegaskan bahwa Zulqarnain adalah seorang pemimpin besar yang diberi kemampuan untuk mengatur dunia dengan izin Allah.
Zulqarnain dan Umat di Sebelah Barat:
Ketika Zulqarnain sampai di tempat terbenam matahari, ia mendapati matahari “terbenam dalam laut berlumpur hitam.” Ia menemukan sebuah umat yang tinggal di sana dan diberikan dua pilihan: menyiksa mereka atau berbuat baik.
“Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.”
(Surat Al-Kahfi Ayat 85-88)
Zulqarnain memilih untuk berlaku adil. Mereka yang berbuat jahat dihukum, sementara yang beriman diberi penghargaan.
Zulqarnain dan Umat di Sebelah Timur:
Zulqarnain melanjutkan perjalanan ke arah Timur. Ia menemukan umat yang hidup tanpa perlindungan dari matahari.
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari suatu umat yang tidaklah Kami jadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari.”
(Surat Al-Kahfi Ayat 89-91)
Kisah ini menunjukkan perhatian Zulqarnain terhadap berbagai umat dan kebijaksanaannya dalam memahami kebutuhan masyarakat yang berbeda.
Zulqarnain, Umat di Antara Dua Gunung, dan Ya’juj-Ma’juj:
Perjalanan Zulqarnain sampai pada suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka meminta Zulqarnain untuk membuat dinding penghalang antara mereka dan Ya’juj-Ma’juj yang dikenal sebagai pembuat kerusakan.
“Mereka berkata: ‘Hai Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?'”
(Surat Al-Kahfi Ayat 94)
Zulqarnain menjawab bahwa rahmat Allah yang ia peroleh lebih baik daripada bayaran mereka. Ia meminta bantuan mereka untuk mengumpulkan potongan besi dan membuat dinding kuat yang tidak bisa didaki atau dilubangi oleh Ya’juj-Ma’juj.
“Berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga jika besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.'”
(Surat Al-Kahfi Ayat 96)
Zulqarnain menutup kisah ini dengan menyebut bahwa dinding tersebut adalah rahmat dari Allah.
Penutup:
Kisah Zulqarnain memberikan pelajaran mendalam tentang kepemimpinan yang adil, tanggung jawab sosial, dan kesadaran akan rahmat Allah. Zulqarnain dipuji karena kepandaiannya dalam mengelola masyarakat dan keadilannya dalam bertindak.