Daftar Isi.
- Pendahuluan.
- Menganggap Al-Qur’an sebagai Sesuatu yang Menakjubkan.
- Menganggap Al-Qur’an sebagai Cerita Lama (Asatir al-Awwalin)
- Menganggap Al-Qur’an sebagai Sihir.
- Menganggap Al-Qur’an sebagai Mimpi yang Kalut.
- Menganggap Al-Qur’an sebagai Karya Muhammad.
- Orang Kafir/Musyrik Mengingkari Al-Qur’an.
- Orang Kafir/Musyrik Berpaling dari Al-Qur’an.
- Penutup.
Pendahuluan.
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Meskipun Al-Qur’an memuat kebenaran dan bukti-bukti yang nyata, banyak orang kafir dan musyrik yang menolak kebenaran tersebut. Penolakan mereka disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari kedengkian, kebanggaan terhadap tradisi nenek moyang, hingga kesombongan yang mendarah daging.
Menganggap Al-Qur’an sebagai Sesuatu yang Menakjubkan.
“Qaaf, demi Al-Qur’an yang sangat mulia. (Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: ‘Ini adalah suatu yang amat ajaib.'”
(Surat Qaaf Ayat 1-2)
Orang kafir merasa tercengang dengan kebenaran yang datang melalui Al-Qur’an, tetapi mereka menolaknya dengan alasan yang tidak logis.
Menganggap Al-Qur’an sebagai Cerita Lama (Asatir al-Awwalin)
“Dan jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu.'”
(Surat Al-Anfaal Ayat 31)
Orang kafir sering kali menyebut Al-Qur’an sebagai cerita lama yang tidak relevan dengan kehidupan mereka, meskipun isinya penuh dengan hikmah dan petunjuk.
Menganggap Al-Qur’an sebagai Sihir.
“Dan tatkala kebenaran (Al-Qur’an) itu datang kepada mereka, mereka berkata: ‘Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.'”
(Surat Al-An’aam Ayat 7)
Sebagian orang kafir menganggap Al-Qur’an sebagai sihir yang menyesatkan, padahal itu adalah petunjuk dari Allah.
Menganggap Al-Qur’an sebagai Mimpi yang Kalut.
“(Al-Qur’an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan ia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus.”
(Surat Al-Anbiyaa’ Ayat 5)
Tuduhan ini menunjukkan ketidakpahaman mereka terhadap wahyu dan kerasulan Nabi Muhammad.
Menganggap Al-Qur’an sebagai Karya Muhammad.
“Dan orang-orang kafir berkata: ‘Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan ia dibantu oleh kaum yang lain’; Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.”
(Surat Al-Furqan Ayat 4)
Orang kafir menuduh Nabi Muhammad menciptakan Al-Qur’an sendiri, tanpa menyadari bahwa isinya adalah mukjizat yang tidak mungkin diciptakan manusia.
Orang Kafir/Musyrik Mengingkari Al-Qur’an.
“Dan di antara mereka ada yang beriman kepada Al-Qur’an, dan di antara mereka ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Dan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Surat Yunus Ayat 40)
Ingkar terhadap Al-Qur’an tidak hanya membawa kerugian di dunia, tetapi juga azab di akhirat.
Orang Kafir/Musyrik Berpaling dari Al-Qur’an.
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.”
(Surat Fushshilat Ayat 3-4)
Sikap berpaling ini mencerminkan keangkuhan mereka dalam menerima kebenaran.
Penutup.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang penuh dengan hikmah, petunjuk, dan mukjizat. Sikap orang kafir dan musyrik terhadap Al-Qur’an memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada wahyu Allah. Penolakan mereka tidak merugikan Allah, tetapi justru menjadi bukti kebinasaan mereka sendiri.