Daftar Isi.
- Anjuran untuk Memintakan Ampunan bagi Orang Lain.
- Larangan Memintakan Ampunan untuk Orang Musyrik.
Pendahuluan.
Salah satu akhlak mulia dalam Islam adalah memohonkan ampunan bagi orang lain. Tindakan ini mencerminkan kasih sayang dan kepedulian seorang Muslim terhadap sesama. Dalam Al-Qur’an, terdapat anjuran untuk melakukan hal ini kepada sesama Muslim, tetapi juga ada batasan, terutama terkait dengan mereka yang berada dalam kekafiran. Memahami adab memintakan ampun bagi orang lain sangat penting agar doa yang dipanjatkan selaras dengan ajaran agama.
Anjuran untuk Memintakan Ampunan bagi Orang Lain.
Dalam Surat Ali Imraan Ayat 159:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Maka maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Lalu jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
Surat Ali Imraan Ayat 159.
Ayat ini mengajarkan kelemahlembutan dan pentingnya memintakan ampunan bagi orang lain. Nabi Muhammad menjadi teladan dalam memohonkan ampunan bagi umatnya agar mereka tetap berada di jalan yang benar.
Dalam Surat Yusuf Ayat 97-98:
Mereka berkata, “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan bagi dosa-dosa kami; sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah.” Dia berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Surat Yusuf Ayat 97-98.
Nabi Ya’qub memohonkan ampunan bagi anak-anaknya, menunjukkan betapa pentingnya peran seorang pemimpin keluarga dalam mendoakan keluarganya agar mendapatkan ampunan Allah.
Larangan Memintakan Ampunan untuk Orang Musyrik.
Dalam Surat At Taubah Ayat 113-114:
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kerabat, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.
Surat At Taubah Ayat 113-114.
Ayat ini menegaskan bahwa memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik yang telah meninggal tidak dibenarkan. Meski ada kasih sayang yang mendalam, adab ini harus dijaga sesuai ketentuan syariat.
Penutup.
Memintakan ampunan bagi orang lain adalah salah satu bentuk ibadah yang menunjukkan keimanan dan kasih sayang. Dalam Islam, tindakan ini dianjurkan bagi sesama Muslim untuk mempererat ukhuwah dan mendorong mereka tetap berada di jalan kebaikan. Namun, Allah memberikan batasan untuk tidak melampaui ketentuan syariat, terutama dalam memintakan ampunan bagi orang-orang musyrik. Dengan memahami hal ini, seorang Muslim dapat menjalankan akhlak terpuji sesuai dengan ajaran agama.