Daftar Isi.
- Perintah dan Cara Mencintai Allah.
- Ancaman bagi yang Mencintai Dunia Melebihi Allah.
Pendahuluan.
Cinta kepada Allah adalah puncak ibadah yang menjadi tujuan utama seorang hamba. Cinta ini bukan hanya dalam bentuk kata-kata, melainkan diwujudkan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah memerintahkan cinta kepada-Nya sebagai bentuk penghambaan yang tulus. Sebaliknya, mencintai hal-hal duniawi melebihi Allah adalah bentuk kemaksiatan yang dicela dan mengarah pada kefasikan.
Perintah dan Cara Mencintai Allah.
Dalam Surat Ali Imraan Ayat 31-32:
Katakanlah: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
Surat Ali Imraan Ayat 31-32.
Cara mencintai Allah diwujudkan dengan mengikuti ajaran Rasulullah. Melalui ketaatan ini, Allah akan memberikan kasih sayang dan ampunan-Nya. Sebaliknya, berpaling dari Allah dan Rasul-Nya menunjukkan kurangnya cinta kepada Allah.
Ancaman bagi yang Mencintai Dunia Melebihi Allah.
Dalam Surat At Taubah Ayat 24:
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Surat At Taubah Ayat 24.
Allah memberikan ancaman kepada orang-orang yang lebih mencintai dunia dibandingkan Allah dan Rasul-Nya. Ketika cinta dunia mengalahkan cinta kepada Allah, seseorang akan kehilangan petunjuk dan terjerumus dalam kefasikan.
Penutup.
Mencintai Allah adalah bukti keimanan sejati yang mendorong seorang Muslim untuk selalu taat kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Cinta ini harus lebih besar daripada cinta kepada hal-hal duniawi, karena hanya dengan cinta kepada Allah manusia dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, mencintai dunia secara berlebihan akan membawa kehancuran.