Skip to content Skip to footer

Balasan Mengolok-olok dan Menghina

Daftar Isi.

  1. Pendahuluan.
  2. Balasan Mencela, Menghina, dan Mengolok-olok.
  3. Balasan Azab, Kehancuran, dan Kebinasaan.
  4. Balasan Neraka sebagai Tempat Kembali.
  5. Penutup.

Pendahuluan.

Menghina, mencela, dan mengolok-olok (sukhri/istihza) adalah perilaku tercela yang dilarang dalam Islam. Perilaku ini merujuk pada tindakan merendahkan, memperolok, dan mengejek orang lain baik secara lisan maupun perbuatan. Sifat ini dapat merusak hubungan sosial, menimbulkan permusuhan, dan menodai akhlak seorang Muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah melarang perilaku tersebut dan memberikan peringatan keras kepada orang yang melakukannya. Memahami larangan dan dampak dari sifat ini dapat membantu umat Islam untuk menjaga akhlak yang mulia.

Balasan Mencela, Menghina, dan Mengolok-olok.

Orang yang mencela, menghina, dan mengolok-olok akan menerima balasan dari Allah di dunia dan akhirat. Allah memberikan peringatan keras kepada mereka agar bertobat dari perilaku tersebut. Berikut beberapa balasan yang akan diterima oleh mereka:

Balasan Azab, Kehancuran, dan Kebinasaan.

Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang mencela, menghina, dan mengolok-olok akan menerima azab yang pedih. Balasan ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf Ayat 6-8:

“Berapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tiada seorang nabipun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Maka Kami telah membinasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam Alquran) perumpamaan umat-umat masa dahulu.”
Surat Az Zukhruf Ayat 6-8

Ayat ini memberikan gambaran bahwa perilaku mengolok-olok nabi dan ajaran Allah dapat menyebabkan kehancuran dan kebinasaan. Allah membinasakan umat-umat terdahulu yang memiliki kekuatan lebih besar dari umat Nabi Muhammad, tetapi mereka tetap dihancurkan karena sifat tersebut.

Balasan Neraka sebagai Tempat Kembali.

Allah juga menjelaskan bahwa orang-orang yang memperolok-olok ayat-ayat-Nya akan mendapatkan balasan berupa neraka sebagai tempat kembali mereka. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al Jaatsiyah Ayat 33-35:

“Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-olokkannya. Dan dikatakan (kepada mereka): ‘Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong’. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.”
Surat Al Jaatsiyah Ayat 33-35

Ayat ini memberikan peringatan bahwa mereka yang menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan olok-olokan akan ditempatkan di neraka tanpa diberi kesempatan untuk bertobat. Perilaku ini merupakan salah satu dosa besar yang harus dihindari oleh setiap Muslim.

Penutup.

Mencela, menghina, dan mengolok-olok adalah sifat tercela yang dilarang dalam Islam. Perilaku ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menodai keimanan seseorang. Allah memberikan peringatan keras kepada mereka yang melakukan perilaku ini, baik di dunia maupun di akhirat. Balasan berupa azab, kehancuran, kebinasaan, dan neraka sebagai tempat kembali dijelaskan dalam Surat Az Zukhruf dan Surat Al Jaatsiyah. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan untuk menjaga lisan dan sikap mereka agar tidak merendahkan orang lain. Dengan menjauhi sifat ini, manusia akan mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah.

Login

atau masuk dengan