Skip to content Skip to footer

Keburukan Berbuat Kerusakan

Daftar Isi.

  1. Pendahuluan.
  2. Kerusakan Alam sebagai Akibat Perbuatan Manusia.
  3. Berbuat Kerusakan Adalah Sifat Orang Kafir, Munafik, dan Yahudi.
  4. Penutup.

Pendahuluan.

Perbuatan kerusakan atau fasad adalah perilaku yang sangat dilarang dalam ajaran Islam. Allah memerintahkan manusia untuk menjaga bumi dan tidak melakukan kerusakan. Larangan ini bertujuan agar manusia mampu menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi. Berbuat kerusakan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, merusak tatanan sosial, dan merusak keharmonisan kehidupan manusia. Larangan ini diperkuat dalam banyak ayat Al-Qur’an, di mana Allah memberikan peringatan keras kepada manusia terkait keburukan perbuatan ini dan balasan yang akan mereka terima.

Kerusakan Alam sebagai Akibat Perbuatan Manusia.

Allah menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan di laut adalah akibat perbuatan tangan manusia. Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan kerusakan yang merugikan semua makhluk di bumi.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Surat Ar Ruum Ayat 41
“Katakanlah: ‘Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Surat Ar Ruum Ayat 42

Kerusakan alam yang terjadi saat ini, seperti pencemaran udara, perusakan hutan, dan polusi air, merupakan salah satu contoh nyata dari perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab. Dengan kata lain, manusia harus sadar bahwa segala bentuk kerusakan yang terjadi di muka bumi memiliki dampak yang luas terhadap kehidupan mereka sendiri.

Berbuat Kerusakan Adalah Sifat Orang Kafir, Munafik, dan Yahudi.

Sifat suka berbuat kerusakan juga dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai karakteristik dari orang-orang kafir, munafik, dan Yahudi. Mereka kerap kali melakukan tindakan yang merusak dan tidak mempedulikan perintah Allah.

“Orang-orang Yahudi telah berkata: ‘Tangan Allah terbelenggu’, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan. (Tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Alquran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.”
Surat Al Maaidah Ayat 64

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.'”
Surat Al Israa Ayat 4
“Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
Surat Al Israa Ayat 5
“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
Surat Al Israa Ayat 6

Sifat suka berbuat kerusakan ini juga terlihat dari karakteristik orang-orang Yahudi, sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas. Allah mengutuk mereka atas perilaku mereka yang menyulut peperangan dan menyebarkan kerusakan di muka bumi. Keburukan sifat ini dapat dilihat dari bagaimana mereka mengabaikan ajaran yang diberikan kepada mereka dan malah bertindak sewenang-wenang.

Penutup.

Perbuatan kerusakan di muka bumi adalah sifat tercela yang dilarang oleh Allah. Larangan ini ditegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur’an. Perilaku ini tidak hanya membawa keburukan bagi ekosistem alam, tetapi juga berpengaruh negatif terhadap tatanan sosial dan kehidupan manusia. Allah memperingatkan manusia akan dampak buruk dari perbuatan kerusakan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai umat manusia, kita wajib menjaga amanah yang telah diberikan Allah kepada kita sebagai khalifah di muka bumi dengan menghindari perilaku merusak. Melalui kesadaran dan tanggung jawab bersama, manusia dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik dan harmonis.

Login

atau masuk dengan