Skip to content Skip to footer

Fitrah Manusia

Daftar Isi.

  • Pendahuluan.
  • Manusia Diciptakan Memiliki Fitrah Tauhidullah.
  • Manusia Diciptakan untuk Berkembang.
  • Manusia Diciptakan Bersuku-suku dan Berbangsa-bangsa.
  • Penutup.

Pendahuluan.

Fitrah manusia adalah kecenderungan bawaan yang diciptakan Allah pada setiap manusia sejak lahir. Fitrah ini meliputi kecenderungan untuk mengenal Allah, berkembang, serta hidup dalam keberagaman suku dan bangsa. Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dengan fitrah tauhid (keimanan kepada Allah) dan tidak ada perubahan pada fitrah ini. Pemahaman tentang fitrah manusia membantu manusia mengenal dirinya sendiri dan lebih memahami tujuan penciptaan manusia.

Manusia Diciptakan Memiliki Fitrah Tauhidullah.

Manusia diciptakan oleh Allah dengan memiliki fitrah tauhid, yaitu pengakuan terhadap keesaan Allah. Fitrah ini merupakan kodrat alami yang ada pada setiap manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum [30]: 30)

“Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” (QS. Ar-Ruum [30]: 31)

Fitrah manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah kecenderungan manusia untuk mengenal dan menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Jika ada manusia yang menyimpang dari fitrah ini, itu disebabkan oleh pengaruh lingkungan, pendidikan, atau faktor eksternal lainnya.

Manusia Diciptakan untuk Berkembang.

Manusia diciptakan untuk berkembang, baik dalam aspek fisik, keturunan, maupun kehidupan sosial. Allah telah menetapkan bahwa manusia diciptakan dari pasangan laki-laki dan perempuan, kemudian dikaruniai keturunan. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut:

“Allah menjadikan bagimu isteri-isteri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isterimu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl [16]: 72)

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Asy-Syuura [42]: 49-50)

“Katakanlah: ‘Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan’.” (QS. Al-Mulk [67]: 24)

Manusia juga berkembang secara fisik melalui proses kelahiran, pertumbuhan, dan kedewasaan. Allah menciptakan manusia dengan kemampuan untuk berkembang biak dan memperbanyak keturunan. Proses perkembangan ini terjadi dengan kuasa Allah.

Manusia Diciptakan Bersuku-suku dan Berbangsa-bangsa.

Allah menciptakan manusia menjadi berbagai suku dan bangsa dengan tujuan agar manusia dapat saling mengenal dan bersosialisasi. Berbeda suku dan bangsa tidak dimaksudkan untuk membedakan tingkat kemuliaan seseorang, melainkan untuk menjalin kerjasama dan pengenalan antara sesama manusia. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 13)

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Ruum [30]: 22)

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” (QS. Huud [11]: 118-119)

Keberagaman suku dan bangsa mengajarkan manusia tentang pentingnya menghargai perbedaan. Allah memuliakan manusia bukan berdasarkan suku atau bangsa, tetapi berdasarkan tingkat ketakwaan kepada-Nya.

Penutup.

Fitrah manusia merupakan bagian dari ciptaan Allah yang sempurna. Manusia diciptakan dengan fitrah tauhid yang lurus, keinginan untuk berkembang, dan kemampuan untuk hidup di tengah keberagaman suku dan bangsa. Pemahaman tentang fitrah manusia membantu kita mengenal potensi diri, mengenali kebesaran Allah, dan memperkuat keimanan kita kepada-Nya.

Login

atau masuk dengan