Daftar Isi.
- Pendahuluan.
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Paling Mulia.
- Manusia Diciptakan dalam Bentuk Paling Baik.
- Penutup.
Pendahuluan.
Manusia memiliki kedudukan istimewa di antara makhluk ciptaan Allah. Manusia diberi kelebihan dan keutamaan yang tidak dimiliki makhluk lain, baik dari segi fisik, intelektual, maupun spiritual. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, serta memberikan karunia dan fasilitas hidup yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Memahami kedudukan manusia di hadapan Allah merupakan langkah awal bagi manusia untuk bersyukur dan bertakwa kepada-Nya.
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Paling Mulia.
Allah menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan. Manusia diberi anugerah berupa kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan, diberi rezeki yang baik, serta diberi kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah berikut:
“Dan sungguh telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ [17]: 70)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memuliakan manusia dengan memberikan fasilitas hidup yang luas, baik di daratan maupun lautan. Manusia diberi kemampuan untuk menggunakan akal dan ilmu pengetahuan agar bisa menguasai dunia dan mengambil manfaat darinya. Kelebihan manusia dari makhluk lain tampak dari kemampuan berpikir, berbicara, menciptakan, dan mengelola alam ini.
Manusia Diciptakan dalam Bentuk Paling Baik.
Allah menciptakan manusia dengan bentuk fisik dan mental yang paling baik. Keindahan dan kesempurnaan penciptaan manusia ini dinyatakan dalam firman Allah berikut:
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin [95]: 1-4)
“Kemudian Kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tiin [95]: 5-6)
Penciptaan manusia yang paling baik ini tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga dari segi akal, hati, dan jiwa. Manusia diberi kesempurnaan tubuh yang seimbang, dengan organ yang berfungsi secara optimal. Selain itu, manusia juga memiliki akal pikiran dan hati nurani yang membuatnya mampu membedakan kebaikan dan keburukan.
Namun, manusia yang tidak memanfaatkan potensi dan kelebihannya dengan baik, yang tidak beriman dan beramal shaleh, akan dikembalikan ke “tempat yang serendah-rendahnya”. Ini mengingatkan kita bahwa kemuliaan manusia bergantung pada keimanan dan amal shalehnya.
Penutup.
Manusia memiliki kedudukan yang istimewa di sisi Allah. Manusia dimuliakan dengan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lain, baik dari segi fisik, intelektual, maupun spiritual. Manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna, namun Allah mengingatkan bahwa kemuliaan manusia akan tetap terjaga jika mereka beriman dan beramal shaleh. Pemahaman ini hendaknya mendorong manusia untuk lebih bersyukur dan bertakwa kepada Allah.