Skip to content Skip to footer

Sikap Manusia Terhadap Jin

Daftar Isi.

  • Pendahuluan.
  • Sebagian Manusia Ada yang Meminta Perlindungan Jin.
  • Orang Musyrik Menganggap Jin sebagai Sekutu Allah.
  • Pengaitan Nasab antara Allah dan Jin.
  • Penutup.

Pendahuluan.

Sikap manusia terhadap jin memiliki variasi yang berbeda-beda. Ada manusia yang takut kepada jin, ada pula yang meminta perlindungan dari mereka. Sebagian lainnya menganggap jin sebagai sekutu bagi Allah. Dalam Alquran, Allah menjelaskan sikap-sikap ini dan memberikan peringatan kepada manusia agar tidak menyekutukan-Nya. Pemahaman yang tepat tentang sikap yang benar terhadap jin sangat penting untuk menjaga keimanan kepada Allah.

Sebagian Manusia Ada yang Meminta Perlindungan Jin.

Sebagian manusia meminta perlindungan kepada jin, meskipun tindakan ini dilarang dalam ajaran Islam. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Jinn ayat 6.

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
(QS. Al-Jinn [72]: 6)

Ayat ini menunjukkan bahwa tindakan manusia yang meminta perlindungan kepada jin justru menambah dosa dan kesalahan bagi mereka. Kebiasaan ini dulu dilakukan oleh sebagian orang Arab yang saat melewati tempat sunyi, mereka meminta perlindungan kepada jin yang diyakini menguasai wilayah tersebut.

Orang Musyrik Menganggap Jin sebagai Sekutu Allah.

Beberapa orang musyrik menganggap jin sebagai sekutu bagi Allah. Sikap ini tentu saja merupakan bentuk kemusyrikan yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Allah menjelaskannya dalam Surah Al-An’aam ayat 100.

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong (dengan mengatakan): “Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa ilmu pengetahuan. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
(QS. Al-An’aam [6]: 100)

Ayat ini mengingatkan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan dipertuhankan. Menjadikan jin sebagai sekutu Allah merupakan bentuk kebohongan dan kebodohan, karena jin sendiri adalah makhluk ciptaan Allah.

Pengaitan Nasab antara Allah dan Jin.

Sebagian manusia bahkan mengaitkan nasab (garis keturunan) antara Allah dan jin. Ini adalah klaim yang tidak berdasar dan sangat bertentangan dengan keimanan tauhid. Perilaku ini dibahas dalam Surah Ash-Shaffaat ayat 158-159.

Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka).
(QS. Ash-Shaffaat [37]: 158)

Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan.
(QS. Ash-Shaffaat [37]: 159)

Mengaitkan nasab antara Allah dan jin adalah perbuatan yang menunjukkan kebodohan manusia terhadap sifat-sifat Allah. Allah adalah Maha Suci dan tidak memiliki anak, istri, ataupun sekutu. Jin sendiri mengetahui bahwa pernyataan ini adalah kesalahan yang besar.

Penutup.

Pemahaman tentang sikap manusia terhadap jin sangat penting agar manusia tidak terjerumus dalam kesesatan dan kemusyrikan. Sebagian manusia meminta perlindungan kepada jin, sementara yang lain menganggap jin sebagai sekutu Allah. Bahkan, ada yang mengaitkan nasab antara Allah dan jin. Semua perilaku ini bertentangan dengan keimanan kepada Allah yang Maha Esa. Allah memerintahkan manusia agar hanya berlindung kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Login

atau masuk dengan