Daftar Isi.
- Pendahuluan.
- Perintah Beriman kepada Para Rasul.
- Keutamaan Beriman kepada Para Rasul.
- Larangan Membeda-bedakan Para Rasul.
- Ancaman bagi Orang yang Mendustakan Para Rasul.
- Perintah Menaati Allah dan Rasulullah SAW.
- Penutup.
Pendahuluan.
Beriman kepada para rasul merupakan bagian penting dalam rukun iman yang keenam. Para rasul diutus oleh Allah sebagai pembawa risalah, pemberi peringatan, dan pembimbing umat menuju kebenaran. Allah memerintahkan umat manusia untuk mempercayai dan menaati para rasul agar mendapat rahmat dan petunjuk. Materi ini akan membahas kewajiban beriman kepada rasul, keutamaan beriman, larangan membeda-bedakan rasul, serta ancaman bagi yang mendustakan mereka.
Perintah Beriman kepada Para Rasul.
Allah memerintahkan manusia untuk beriman kepada rasul-Nya. Dalam Surat An-Nisaa Ayat 170, Allah berfirman:
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Surat An-Nisaa Ayat 170)
Beriman kepada para rasul merupakan perintah yang menunjukkan kepatuhan kita kepada Allah dan merupakan jalan untuk mendapatkan petunjuk serta keberkahan.
Keutamaan Beriman kepada Para Rasul.
Beriman kepada Allah dan rasul-Nya memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Hadiid Ayat 19:
“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, itulah mereka orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, itulah para penghuni neraka.”
(Surat Al-Hadiid Ayat 19)
Beriman kepada para rasul mengantarkan seorang mukmin kepada derajat yang tinggi di sisi Allah, menjadi saksi kebenaran, dan mendapatkan pahala serta cahaya di akhirat.
Larangan Membeda-bedakan Para Rasul.
Allah melarang membeda-bedakan antara satu rasul dengan rasul lainnya. Hal ini ditegaskan dalam Surat An-Nisaa Ayat 152:
“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Surat An-Nisaa Ayat 152)
Larangan ini mengajarkan umat Islam untuk menghormati semua rasul sebagai utusan Allah tanpa mendiskreditkan salah satu dari mereka.
Ancaman bagi Orang yang Mendustakan Para Rasul.
Orang-orang yang mendustakan para rasul diancam dengan azab yang berat. Dalam Surat Qaaf Ayat 12-14, Allah menyebutkan:
“Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh, penduduk Rass, dan Tsamud, dan kaum Aad, kaum Fir’aun, dan kaum Luth, dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’ semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan.”
(Surat Qaaf Ayat 12-14)
Mendustakan para rasul bukan hanya menolak kebenaran, tetapi juga mengundang azab yang pasti dari Allah.
Perintah Menaati Allah dan Rasulullah SAW.
Menaati Allah dan Rasul adalah kewajiban setiap mukmin. Dalam Surat An-Nisaa Ayat 80, Allah berfirman:
“Siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”
(Surat An-Nisaa Ayat 80)
Ketaatan kepada Rasulullah SAW adalah bentuk nyata ketaatan kepada Allah. Dengan menaati Rasulullah, umat Islam akan mendapatkan petunjuk dan keberkahan dalam hidupnya.
Penutup.
Beriman kepada para rasul adalah wujud ketaatan kepada Allah dan merupakan jalan menuju keselamatan di dunia dan akhirat. Larangan membeda-bedakan rasul serta ancaman bagi yang mendustakan mereka mengajarkan kita untuk senantiasa menghormati dan menaati para rasul tanpa diskriminasi. Dengan mengikuti ajaran para rasul, kita akan memperoleh keberkahan dan rahmat dari Allah.