Skip to content Skip to footer

Sikap Ahli Kitab (Yahudi/Nashrani) terhadap Taurat/Injil

Daftar Isi.

  • Pendahuluan.
  • Yahudi dan Nasrani Saling Memperselisihkan Kitab.
  • Yahudi dan Nasrani Mendustakan Taurat dan Injil.
  • Yahudi dan Nasrani Berpaling dari Taurat dan Injil.
  • Yahudi dan Nasrani Enggan Mengamalkan Isi Taurat dan Injil.
  • Yahudi dan Nasrani Mengubah Isi Kandungan Taurat dan Injil.
  • Yahudi dan Nasrani Menyembunyikan Sebagian Isi Taurat dan Injil.
  • Penutup.

Pendahuluan.

Ahli Kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani, diberikan Taurat dan Injil oleh Allah sebagai pedoman hidup dan penjelasan atas hukum-hukum Allah. Namun, banyak di antara mereka yang menyimpang dari ajaran kitab tersebut. Penyimpangan ini tercermin dalam tindakan mereka yang memperselisihkan isi kitab, mendustakan kebenaran, berpaling dari hukum Allah, mengubah isi kitab, menyembunyikan kebenaran, dan enggan mengamalkan ajaran kitab.

Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah bertujuan untuk memberikan petunjuk, peringatan, dan cahaya bagi manusia. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami bagaimana sikap ahli kitab terhadap kitab-kitab Allah dan mengambil pelajaran dari hal tersebut.

Yahudi dan Nasrani Saling Memperselisihkan Kitab.

“Dan orang-orang Yahudi berkata: ‘Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan,’ dan orang-orang Nasrani berkata: ‘Orang-orang Yahudi tidak mempunyai suatu pegangan,’ padahal mereka (sama-sama) membaca Alkitab.”
(Surat Al-Baqarah Ayat 113)

Yahudi dan Nasrani saling menyalahkan dan memperselisihkan isi kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya memahami atau mengamalkan ajaran kitab yang mereka baca.

Yahudi dan Nasrani Mendustakan Taurat dan Injil.

“Dan sungguh Kami telah memberikan Alkitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang kitab itu. Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Tuhanmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka.”
(Surat Hud Ayat 110)

Mereka tidak hanya memperselisihkan kitab suci, tetapi juga mendustakan kebenaran yang ada di dalamnya. Perbuatan ini menjadi salah satu alasan utama turunnya azab dari Allah kepada mereka.

Yahudi dan Nasrani Berpaling dari Taurat dan Injil.

“Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang di dalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)?”
(Surat Al-Maidah Ayat 43)

Meskipun memiliki kitab suci yang berisi hukum Allah, mereka enggan untuk mengamalkannya dan lebih memilih untuk berpaling dari kebenaran.

Yahudi dan Nasrani Enggan Mengamalkan Isi Taurat dan Injil.

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.”
(Surat Al-Jumu’ah Ayat 5)

Mereka dipikulkan amanah untuk menjaga dan mengamalkan kitab suci, namun banyak di antara mereka yang tidak menjalankan tugas tersebut dengan baik.

Yahudi dan Nasrani Mengubah Isi Kandungan Taurat dan Injil.

“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Alkitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.”
(Surat Al-Baqarah Ayat 78)

Banyak dari mereka mengubah isi kitab suci dengan tujuan tertentu, termasuk menyesuaikan isi kitab sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.

Yahudi dan Nasrani Menyembunyikan Sebagian Isi Taurat dan Injil.

“Kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagian) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya.”
(Surat Al-An’am Ayat 91)

Selain mengubah isi kitab, mereka juga menyembunyikan sebagian besar isi kitab yang seharusnya disampaikan kepada manusia.

Penutup.

Sikap ahli kitab terhadap Taurat dan Injil memberikan banyak pelajaran bagi umat Islam. Tindakan mereka yang memperselisihkan, mendustakan, berpaling, mengubah, menyembunyikan, dan enggan mengamalkan isi kitab suci menjadi peringatan bagi umat Islam untuk tidak melakukan hal yang sama terhadap Al-Qur’an. Umat Islam diwajibkan untuk menjaga, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

Login

atau masuk dengan