Skip to content Skip to footer

Hakikat dan Perumpamaan Nifaq

Daftar Isi.

  1. Pendahuluan.
  2. Hakikat Nifaq (Kemunafikan)
  3. Menyembunyikan Kekafiran dan Menipu Diri Sendiri.
  4. Perumpamaan Orang Munafik.
  5. Sifat-sifat Orang Munafik.
  6. Penutup.

Pendahuluan.

Nifaq atau kemunafikan merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memperingatkan tentang orang-orang munafik yang menyembunyikan kekafiran mereka di balik pengakuan beriman. Kemunafikan ini bisa dilihat dari sifat, ucapan, dan perilaku mereka yang sering menipu diri sendiri dan orang lain.

Hakikat Nifaq (Kemunafikan)

Nifaq berasal dari kata “nafiq” yang berarti lubang tempat sembunyi, seperti sarang hewan. Hakikat nifaq adalah menyembunyikan kekafiran di dalam hati sementara lisannya mengaku beriman.

Surat Al-Baqarah Ayat 8-10.

“Di antara manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan apa yang mereka dustakan.”
(Surat Al-Baqarah Ayat 8-10)

Orang munafik berpura-pura beriman, padahal dalam hatinya terdapat penyakit berupa keraguan dan kebencian terhadap Islam.

Menyembunyikan Kekafiran dan Menipu Diri Sendiri.

Surat Al-Baqarah Ayat 204.

“Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dia persaksikan kepada Allah apa yang ada dalam hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.”
(Surat Al-Baqarah Ayat 204)

Orang munafik cenderung menyembunyikan niat jahat di balik ucapan manis mereka. Mereka berusaha menarik perhatian dengan kepura-puraan.

Perumpamaan Orang Munafik.

Al-Qur’an memberikan beberapa perumpamaan yang menggambarkan sifat orang-orang munafik.

Surat Al-Baqarah Ayat 17-20.

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).”
(Surat Al-Baqarah Ayat 17-18)

Orang munafik diumpamakan sebagai seseorang yang menyalakan api, namun kemudian cahaya itu padam, sehingga mereka kembali berada dalam kegelapan. Ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk memahami petunjuk Allah.

Sifat-sifat Orang Munafik.

  1. Berbohong dan Menipu:
    Mereka berbohong untuk menutupi keburukan hati mereka.
  2. Bertindak sebagai Penghalang Kebaikan:
    Mereka menghalangi orang lain dari jalan Allah dan menyebarkan keburukan.
  3. Menyembunyikan Dendam:
    Kebencian terhadap Islam sering mereka sembunyikan di balik tindakan yang seolah-olah baik.

Surat Al-Munafiqun Ayat 1-3.

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah’. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.”
(Surat Al-Munafiqun Ayat 1-3)

Orang munafik pandai bersumpah, tetapi sumpah itu digunakan sebagai perisai untuk menutupi kedustaan mereka.

Penutup.

Kemunafikan adalah penyakit hati yang berbahaya, baik bagi individu maupun umat. Sifat orang munafik mencakup kebohongan, tipu daya, dan menolak kebenaran. Perumpamaan yang diberikan dalam Al-Qur’an menjadi peringatan agar kita menjauhi sifat nifaq dan senantiasa memperbaiki keimanan.

Login

atau masuk dengan