Daftar Isi.
- Pendahuluan.
- Perhiasan Dunia bagi Manusia.
- Pakaian sebagai Perhiasan.
- Pakaian sebagai Penutup Aurat.
- Pakaian sebagai Sarana Menjaga Diri.
- Penutup.
Pendahuluan.
Pakaian dan perhiasan merupakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Fungsinya tidak hanya sebagai pelindung fisik, tetapi juga sebagai simbol keindahan, kehormatan, dan ketaatan kepada Allah. Pakaian dan perhiasan yang sesuai dengan syariat bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan manusia. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa pakaian takwa adalah yang paling baik. Materi ini akan membahas fungsi pakaian dan perhiasan, baik secara fisik maupun spiritual.
Perhiasan Dunia bagi Manusia.
Manusia secara fitrah menyukai perhiasan dunia. Allah telah menjelaskan dalam QS. Ali ‘Imran [3]: 14-15:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran [3]: 14)
Ayat ini menegaskan bahwa manusia cenderung menyukai hal-hal yang bersifat materi, termasuk harta benda dan perhiasan dunia. Namun, semua itu hanyalah kesenangan sementara, sedangkan tempat kembali yang abadi adalah di sisi Allah.
Pakaian sebagai Perhiasan.
Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik, tetapi juga sebagai perhiasan yang memperindah manusia. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-A’raaf [7]: 26:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raaf [7]: 26)
Pakaian takwa adalah pakaian yang mengandung nilai-nilai ketaatan dan kehormatan. Sehingga, pakaian takwa tidak hanya berkaitan dengan pakaian fisik, tetapi juga pakaian spiritual yang menghiasi hati manusia dengan ketaatan kepada Allah.
Pakaian sebagai Penutup Aurat.
Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan pakaian yang menutup auratnya. Aurat adalah bagian tubuh yang wajib ditutup sesuai syariat. Firman Allah dalam QS. Al-A’raaf [7]: 31:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raaf [7]: 31)
Ayat ini mengajarkan kepada umat Islam untuk mengenakan pakaian terbaik saat beribadah, seperti shalat dan thawaf. Konsep menutup aurat bertujuan menjaga kesucian diri dan melindungi manusia dari pandangan yang tidak sepatutnya.
Pakaian sebagai Sarana Menjaga Diri.
Pakaian juga memiliki fungsi sebagai pelindung dari bahaya fisik. Salah satu contohnya adalah baju besi yang dipakai dalam peperangan. Dalam QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 80, Allah berfirman:
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).” (QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 80)
Penggunaan baju besi oleh Nabi Daud AS adalah salah satu bukti bahwa Allah mengajarkan manusia cara melindungi dirinya dari bahaya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan aspek keselamatan dan perlindungan diri.
Penutup.
Pakaian dan perhiasan adalah nikmat dari Allah yang memiliki banyak fungsi, mulai dari melindungi tubuh hingga memperindah penampilan manusia. Fungsi pakaian tidak hanya sekedar aspek fisik, tetapi juga aspek spiritual, yaitu pakaian takwa. Pakaian sebagai penutup aurat juga bertujuan untuk menjaga kesucian dan kehormatan manusia. Dengan menggunakan pakaian sesuai syariat, manusia akan senantiasa terjaga dari perbuatan maksiat dan terlindungi dari pandangan yang tidak sepatutnya.