Skip to content Skip to footer

Kedudukan Anak

Daftar Isi.

  • Pendahuluan.
  • Anak sebagai Perhiasan.
  • Anak sebagai Cobaan (Fitnah)
  • Pemeliharaan Anak Jangan Melupakan Dzikrullah.
  • Penutup.

Pendahuluan.

Anak merupakan salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dalam perspektif Islam, anak tidak hanya dipandang sebagai aset keluarga tetapi juga memiliki dimensi yang lebih dalam, yaitu sebagai amanah dan ujian. Dalam konteks hukum keluarga, anak menempati posisi yang penting baik dari sisi tanggung jawab orang tua maupun implikasi terhadap kehidupan bermasyarakat.


Anak Sebagai Perhiasan.

Allah berfirman dalam Surat Al-Kahfi Ayat 46:

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
(Surat Al-Kahfi Ayat 46)

Anak dipandang sebagai perhiasan kehidupan dunia, yang memberikan kebahagiaan, keceriaan, dan semangat hidup bagi orang tua. Namun, peran ini tidak hanya berhenti pada aspek duniawi saja. Orang tua memiliki kewajiban untuk membimbing anak mereka agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa sehingga menjadi amal jariyah yang terus mengalirkan pahala setelah mereka tiada.


Anak Sebagai Cobaan (Fitnah)

Allah mengingatkan dalam beberapa ayat bahwa anak juga bisa menjadi fitnah atau ujian. Dalam Surat Al-Anfal Ayat 28:

Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan, dan sesungguhnya Allah di sisi-Nya ada pahala yang besar.
(Surat Al-Anfal Ayat 28)

Anak dapat menjadi ujian dalam bentuk perilaku yang menyimpang, kebutuhan material yang besar, atau bahkan dalam godaan untuk mengabaikan aturan agama demi memenuhi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, orang tua dituntut untuk berlaku bijak dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang dari tanggung jawab mereka terhadap anak.


Pemeliharaan Anak Jangan Melupakan Dzikrullah.

Dalam Surat Al-Munafiqun Ayat 9, Allah menegur kaum mukminin agar tidak melupakan-Nya karena terlalu sibuk dengan urusan duniawi, termasuk anak-anak mereka:

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, maka itulah orang-orang yang merugi.
(Surat Al-Munafiqun Ayat 9)

Meskipun memelihara dan mendidik anak adalah tugas yang sangat penting, hal itu tidak boleh sampai mengurangi kewajiban orang tua dalam mengingat Allah. Dzikrullah tetap harus menjadi prioritas utama dalam setiap aspek kehidupan.


Penutup.

Anak adalah nikmat sekaligus ujian yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anak agar mereka tidak hanya menjadi kebanggaan di dunia tetapi juga sebagai penyumbang pahala yang abadi di akhirat. Dengan tetap memprioritaskan dzikrullah dan berpegang pada petunjuk Allah, keluarga dapat menjadi tempat yang diberkahi dan harmonis.

Login

atau masuk dengan