Skip to content Skip to footer

Berlebihan (Israf) dan Berpoya-poya (Tabdzir)

Daftar Isi.

  1. Pendahuluan.
  2. Larangan Berlebihan dan Berfoya-foya.
  3. Berlebihan Adalah Sifat Orang Kafir dan Munafik.
  4. Balasan Bagi Orang yang Berlebihan dan Berfoya-foya.
  5. Penutup.

Pendahuluan.

Berlebihan (Israf), berfoya-foya (Tabdzir), dan bermegah-megahan adalah perilaku tercela yang dilarang dalam Islam. Islam mengajarkan keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan harta, makanan, pakaian, dan perilaku sosial. Israf merujuk pada penggunaan sesuatu secara berlebihan dan melampaui batas kebutuhan, sedangkan tabdzir berarti menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Perilaku ini membawa dampak buruk bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dalam Al-Qur’an, Allah memberikan peringatan tegas agar manusia menghindari sifat ini.

Larangan Berlebihan dan Berfoya-foya.

Allah melarang manusia dari perilaku berlebihan dan berfoya-foya. Larangan ini bertujuan agar manusia dapat mengatur harta dan kehidupannya secara seimbang. Dalam Surat Al Israa’ Ayat 26-27, Allah berfirman:

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
“Sesungguhnya pemboros-pemboros adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Surat Al Israa Ayat 26-27

Ayat ini dengan tegas melarang perilaku boros dan menegaskan bahwa pemboros adalah saudara setan. Ini menunjukkan bahwa perilaku boros dan berlebihan bukanlah sifat orang beriman, melainkan sifat yang dikecam oleh Allah.

Larangan berlebihan juga disebutkan dalam Surat Al A’raaf Ayat 31:

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Surat Al A’raaf Ayat 31

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia boleh makan, minum, dan berpakaian dengan baik, tetapi dilarang melampaui batas kebutuhan. Larangan ini bertujuan agar manusia tidak terjerumus dalam gaya hidup hedonis yang dapat merusak keimanan dan keseimbangan sosial.

Berlebihan Adalah Sifat Orang Kafir dan Munafik.

Allah menjelaskan bahwa perilaku berlebihan dan boros adalah sifat orang kafir dan munafik. Orang kafir dan munafik menghambur-hamburkan harta mereka dalam kemaksiatan dan kebatilan. Dalam Surat Al Anbiyaa’ Ayat 9, Allah menyebutkan:

“Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.”
Surat Al Anbiyaa Ayat 9

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah membinasakan orang-orang yang melampaui batas, termasuk dalam penggunaan harta, waktu, dan tenaga untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Dalam beberapa ayat lainnya, perilaku berlebihan dan boros juga dikaitkan dengan sifat orang munafik dan kafir yang suka melampaui batas aturan Allah.

Balasan Bagi Orang yang Berlebihan dan Berfoya-foya.

Balasan bagi orang yang berlebihan dan berfoya-foya tidak hanya dirasakan di akhirat, tetapi juga di dunia. Beberapa balasan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Azab di Akhirat: Allah menjelaskan bahwa orang yang berlebihan dan berfoya-foya akan mendapatkan azab yang pedih. Dalam Surat Asy Syu’araa’ Ayat 151-152, Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.”
Surat Asy Syu’araa Ayat 151-152

Orang yang melampaui batas akan mendapatkan azab dari Allah di akhirat. Mereka akan dihukum karena telah menghamburkan nikmat Allah tanpa manfaat yang jelas.

  1. Kehilangan Keberkahan Harta: Orang yang bersikap boros akan kehilangan keberkahan dari hartanya. Ini karena harta yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa penyesalan di kemudian hari. Perilaku boros membuat seseorang hidup dalam ketidakpastian dan selalu merasa kurang, meskipun memiliki banyak harta.
  2. Terputus dari Rahmat Allah: Orang yang berlebihan dan boros akan terputus dari rahmat Allah. Dalam Surat Al Israa Ayat 27, Allah menyebut pemboros sebagai “saudara setan”. Ini menunjukkan bahwa Allah menjauhkan rahmat-Nya dari mereka yang melampaui batas dalam menggunakan harta dan nikmat-Nya.
  3. Hidup dalam Kekacauan: Orang yang berlebihan dan boros akan menghadapi kesulitan dalam mengatur kehidupan mereka. Mereka akan hidup dalam kekacauan karena tidak memiliki prinsip pengelolaan harta dan waktu yang baik. Akibatnya, mereka sering kali menghadapi masalah keuangan dan krisis ekonomi.

Penutup.

Berlebihan (Israf), berfoya-foya (Tabdzir), dan bermegah-megahan adalah sifat tercela yang dilarang dalam Islam. Allah melarang perilaku ini karena dapat merusak keimanan, keseimbangan sosial, dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Sifat ini juga merupakan ciri dari orang kafir dan munafik. Balasan bagi orang yang bersikap berlebihan meliputi azab di akhirat, hilangnya keberkahan harta, terputusnya rahmat Allah, dan kekacauan dalam kehidupan. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan, bersikap hemat, dan menghindari perilaku boros. Dengan bersikap hemat dan bertanggung jawab, manusia akan mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah.

Login

atau masuk dengan