Daftar Isi
- Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi (An Nuur)
- Makna Perumpamaan Cahaya Allah
- Allah Maha Lemah Lembut dan Maha Halus (Al Latiif)
- Kelembutan Allah dalam Mengatur Segala Urusan
Pendahuluan
Dalam Asmaul Husna, Allah memiliki nama Al Nuur (Cahaya) dan Al Latiif (Maha Halus, Maha Lemah Lembut). Sifat-sifat ini menunjukkan keagungan Allah dalam memberikan petunjuk berupa cahaya kepada makhluk-Nya, serta kelembutan-Nya yang tak terlihat dalam mengatur alam semesta. Dengan memahami kedua sifat ini, manusia diajak untuk merenungi tanda-tanda kebesaran Allah yang tampak di langit, bumi, dan kehidupan sehari-hari.
Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi (An Nuur)
Surat An Nuur Ayat 35
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang memiliki berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat-(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Penjelasan:
Ayat ini menggambarkan perumpamaan cahaya Allah yang menerangi langit dan bumi. Cahaya Allah adalah petunjuk yang membimbing manusia kepada kebenaran. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa petunjuk Allah sangat terang, jernih, dan menyeluruh, seperti cahaya yang sempurna dari minyak zaitun yang berkualitas tinggi.
Makna Perumpamaan Cahaya Allah
- Lubang yang Tidak Tembus (Misykat): Menggambarkan tempat tertutup yang memantulkan cahaya terang.
- Pelita dalam Kaca: Menunjukkan cahaya yang terjaga, bersih, dan tidak terhalangi.
- Minyak Pohon Zaitun: Melambangkan sumber cahaya yang berkualitas tinggi, menunjukkan kesempurnaan cahaya petunjuk Allah.
- Cahaya di Atas Cahaya: Menunjukkan bertumpuknya cahaya petunjuk Allah yang membimbing manusia ke jalan kebenaran.
Allah Maha Lemah Lembut dan Maha Halus (Al Latiif)
Surat Al Hajj Ayat 63
“Apakah kamu tidak melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Penjelasan:
Sifat Al Latiif menunjukkan kelembutan dan kehalusan Allah dalam menciptakan serta mengatur alam semesta. Turunnya hujan yang menyuburkan bumi adalah salah satu contoh bagaimana Allah bekerja dengan penuh kelembutan untuk memberi kehidupan kepada makhluk-Nya.
Kelembutan Allah dalam Mengatur Segala Urusan
- Pemberian Rezeki: Allah memberikan rezeki dengan cara yang tidak terduga dan melalui jalan yang halus.
- Menghidupkan Bumi Setelah Mati: Turunnya hujan menyuburkan tanah yang gersang.
- Petunjuk yang Lembut: Allah memberi hidayah kepada manusia dengan cara yang penuh kasih sayang dan kesabaran.
Surat Asy Syuuraa Ayat 19
“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
Penjelasan:
Ayat ini menekankan kelembutan Allah dalam memberikan rezeki dan pertolongan kepada hamba-Nya. Allah tidak hanya Maha Lembut tetapi juga Maha Kuat, sehingga tidak ada yang bisa menghalangi kehendak-Nya.
Penutup
Sifat Allah sebagai Al Nuur dan Al Latiif mengajarkan manusia tentang pentingnya petunjuk dan kelembutan dalam hidup. Cahaya Allah adalah petunjuk menuju kebenaran, sedangkan kelembutan Allah tampak dalam setiap ciptaan-Nya. Dengan memahami kedua sifat ini, manusia diharapkan dapat lebih mensyukuri nikmat Allah dan terus mencari cahaya-Nya melalui iman dan amal saleh.